Minggu, 27 September 2015

Insiden Berdarah

Martono Korban Tawuran Akibat Minuman Keras (MIRAS)
Karya: Etty Diallova (KPKers Taiwan)


Lagi-lagi insiden berdarah terjadi sesama Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan. Pamit kepada keluarga hendak merantau mencari uang, namun terkadang setelah mendapat uang malah lupa diri. Minggu (06/09/15) di daerah Kaohsiong, bertempat di Toko Aneka Kaohsiong terjadi baku hantam antar sesama TKI dalam kondisi mabuk, yang mengakibatkan satu orang korban terluka parah dan kritis.

Martono, TKI yang berasal dari Tulung Agung, Jawa Timur, harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka yang cukup serius. Pemuda yang baru saja 5 bulan menjejakan kakinya di Bumi Formosa ini, menjadi korban baku hantam sesama pengunjung karaoke di Toko Indonesia. Martono yang beralamatkan kerja di pabrik kota Pingtung, namun selalu menghabiskan waktu liburannya di Kaohsiong, karena kota tersebut suasananya lebih ramai.

Bermula dari Martono dan kawan-kawan, mengisi liburan dengan menenggak minuman keras. Setelah itu mereka sama-sama masuk ke area karaoke di Toko Aneka Kaohsiong, posisi dalam keadaan mabuk, rupanya gerakan joged Martono tak terkendali.
Lalu menyenggol salah seorang pengunjung lainnya yang kebetulan dalam keadaan mabuk juga. Karena merasa tidak suka posisi jogednya ada yang menggeser, serta tersenggol orang lain, maka pengunjung itu pun marah dan emosi, lalu terjadilah perang mulut antara mereka.
Merasa sudah tidak nyaman dengan suasana joged, Martono pun keluar dari ruangan. Namun pihak kedua masih tidak terima dengan kelakuan Martono, kemudian mengajak teman-temannya yang juga dalam keadaan mabuk untuk mengejar dan Menghajar pemuda yang berasal dari Tulung Agung tersebut. Karena jumlah yang tidak seimbang, ditambah lagi nalar yang tidak terkendali karena mabuk, akhirnya Martono tumbang. Karena ada salah seorang yang memukul kepalanya dengan botol minuman keras. Pemuda itu pun tersungkur dengan kepala bersimbah darah.

Aparat kepolisian segera datang ke lokasi kejadian. Korban segera dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan yang hebat. Otak besarnya keluar, akibat hantaman botol miras. Hasil wawancara penulis dengan seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di tempat kejadian saat itu mengatakan, peristiwa itu murni terjadi karena bersenggolan saat berjoged. Sampai berita ini diturunkan korban masih dalam perawatan di rumah sakit.

Sahabat BMI semuanya, mari ingat kembali apa tujuan kita datang ke Bumi Formosa ini! Semata-mata untuk menuju masa depan yang jauh lebih baik bukan?
Gunakanlah waktu sebaik mungkin untuk melakukan hal-hal yang positif. Agar kelak setelah pulang ke tanah air, apa yang didapat di Taiwan bisa diterapkan, serta bisa menjadi tuan di bumi sendiri.
 Janganlah melakukan sesuatu yang mengancam keselamatan diri sendiri dan berdampak buruk terhadap keluarga yang berada di tanah air.
Kepada Martono, semoga segera diberikan kesehatan serta dapat melakukan aktivitas seperti semula. kejadian ini bisa menjadi pelajaran untuk seluruh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di Taiwan.

Taipei, 11 September 2015

----------------------------------------_

Sabtu, 26 September 2015

Tabligh Akbar di Taipei Main Station

Tabligh Akbar Ustaz Yusuf Mansyur
: Peresmian Forum Pahlawan Devisa Yayasan Hidayatul Jannah (FPDYHJ)
TiMedia | Etty Diallova

 Taipe Main Station, Minggu (20/09/15), menggelar tabligh akbar dengan penceramah ustaz Hj Yusuf Mansyur. Acara yang diselenggaran oleh Forum Pahlawan Devisa Yayasan Hidayatul Jannah (FPDYHJ) mengusung tema; menyulam iman, merajut tali silaturahmi dengan menggapai cinta Ilahi.

Cuaca cerah mendukung pelaksanaan acara, animo para BMI sangat antusias. Ribuan TKI berbondong-bondong datang dari berbagai penjuru daerah di Taiwan, untuk mendengarkan tauziah sang ustaz yang sering tampil di saluran televisi Indonesia tersebut. Ketika TiMedia berada di antara mereka pun, dapat melihat beberapa panji persatuan umat Islam dari Tainan, Taichung dan Kaohsiung. Sangat kental terlihat ‘Ukhuwah Islamiyah’ yang terjalin antara sesama TKI di Formosa.

Acara dimulai pukul 10.00--16.00 waktu Taiwan. Di isi dengan penampilan memukau kelompok rebana, dintaranya; Rebana IPIT, Rebana At-Taqwa, Rebana Fosmit Taichung. Tepat pukul 12.00 acara diistirihatkan, untuk menjalankan salat dzuhur berjamaah. Acara ramai dan meriah, nampak tenda-tenda bazar mengelili mimbar pengajian. Bazar itu milik beberapa organisasi buruh dan persautan BMI di Taiwan, tak terkecuali bazar yang bertuliskan Universitas Terbuka Taiwan (UT Taiwan). Di tenda-tenda kecil tersebut menyediakan alat dan perlengkapan beribadah, busana umat muslim, pernak pernik berbau Islam, serta makanan ala selera nusantara.

Hadir juga ketua Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan (KDEI) Bapak Arief Fadillah. Beliau memberikan sambutan dan berpesan kepada seluruh BMI; agar bekerja dengan baik, serta selalu menjaga kesehatan. Suasana semarak memasuki acara inti. Saat sang ustaz naik ke mimbar untuk memberikan santapan rohani. Ulama kondang yang baru saja menjalankan operasi keduanya akibat gangguan bagian leher ini, nampak antusias menyapa para jamaah. Ustadz Yusuf Mansyur hadir bersama sang istri. Beliau mengisahkan bagaimana masa-masa sulit dahulu. Namun berkat perjuangan yang gigih serta sikap optimis, perlahan dan pasti nasib kehidupannya berubah. Suasana hening dan khidmat kala sang ustaz mengajak jamaah membaca surat Al-Rahman, dan memanjatkan doa kepada Allah Subhana Wata’ala. Nampak para jamaah meneteskan airmata, karena terbawa suasana.

Pada moment bersejarah ini, seorang muallaf berhijrah menjadi muslimah. Pembacaan dua kalimat syahadat dibimbing langsung oleh ustaz Yusuf Mansyur, diaminkan oleh ribuan jamaah yang hadir. Sang ustadz juga menghadiahkan sebuah kitab suci Al quran, dan buku bertandatangan beliau. Semoga bisa menjadi bimbingan mendalami ajaran Islam. Shalawat dikumandangkan bersama, diiringi dengan memutar selendang untuk penarikan sedekah. “Hendaklah bersedekah. Karena pahala sedekah akan tetap mengalir meski kita di dalam kubur,“ ucap sang ustadz.

Pengajian mengambil intisari bagaimana kita wajib mengadu, meminta dan berserah diri hanya kepada Allah Subhana Wata‘la, gigih berusaha, serta jangan mudah berputus asa. Acara ditutup dengan pembacaan doa, sesi foto serta bersalaman. Nampak wajah-wajah sumringah terlihat jelas dari para jamaah yang mulai meninggalkan tenda pengajian. Bahkan ketika diwawancari TiMedia, Dwi (22) mengatakan; jauh-jauh dari Tainan untuk mengunjungi pengajian, karena serasa lebih bersemangat untuk menjalani hari-hari di negeri orang, serta bisa bersilaturahmi dengan sesama rekan BMI, sehingga mengobati rasa rindu kepada keluarga.

Taipei, 20 September 2015

Foto:1
Ustaz Yusuf Mansyur memberikan tauziah.



Foto:2
Para jamaah antusias mendengarkan tauziah.

Kamis, 24 September 2015

Pemakaman BMI Hong Kong, Saptanti

Pemakaman Jenazah Saptanti BMI Hong Kong Yang Meninggal Akibat Kecelakaan
Karya: Etty Diallova (KPK+)

Bertempat di rumah duka, Desa Kalikudi, Rt 02/RW 02 Kec. Adipala, Cilacap- Jawa Tengah. Jenazah almarhumah Saptanti binti Tugiyo Yasakarsa bersiap-siap untuk dimakamkan. Suasana duka nampak kental terlihat. Para tetangga, sanak family dan handai taulan datang untuk menghantarkan jenazah pahlawan devisa itu menuju tempat peristirahatan yang terakhir. Hadir juga di tengah-tengah mereka, camat Kalikudi Drs. Bayu Prahara, Msi. Danramil 08, Kapolsek Adipala, Kepala desa Kalikudi, beserta seluruh jajaran perangkat desa.

Saptanti meninggal dunia pada Selasa (25/08/15) di Rumah Sakit Tuen Muen, Hong Kong. Almarhumah meninggal akibat insiden kecelakaan yang menimpanya pada Minggu (23/08/15). Saat itu almarhumah sedang mengendarai sepeda hendak libur. Namun nasib nahas menimpanya, ketika hendak menyeberangi jalan, sebuah mini bus menghantam sepeda yang ia kendarai dari arah berlawanan. Korban menderita luka serius dan dalam keadaan kritis.
Menurut sahabatnya, yang berhasil dihubungi melalui via inbok mengatakan, Saptanti semasa hidupnya adalah wanita yang periang, humoris dan suka menolong. Pemilik akun Facebook bernama Tanti Shofianti ini, meninggalkan seorang putri yang bernama Rafika Shofianti (6) atau yang sering disapa Ofi.

Almarhumah sempat dibawa ke rumah sakit, dan menjalani operasi untuk beberapa jam lamanya. Namun takdir berkata lain, wanita beranak satu itu pun menghembuskan nafas yang terakhir pada pukul 06.30 waktu setempat. Kepergian almarhumah yang secara tiba-tiba meninggal kesan mendalam di hati para sahabat sesama Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Hong.

Saptanti tercatat masuk ke Hong Kong atas jasa PT Sumber Dharma Bhakti, disalurkan oleh Sunlight Employement Agency. Berdasarkan dokument ketenagakerjaan HKID, almarhumah bekerja di Negeri Beton sejak 6 September 2010 (kurang lebih selama 5 tahun).
Perempuan berkelahiran Cilacap, 14 Desember 1984 ini, meninggal saat sedang mengemban tugasnya sebagai pahlawan devisa negara. Menurut pengakuan yang penulis dapatkan dari teman-teman almarhumah di jejaring Facebook, sebelum kejadian nahas itu, almarhumah beberapa hari yang lalu berpamitan untuk off line sementara. Ia mengatakan jenuh dengan berita di sosial media. Namun, ternyata itu merupakan pamitan terakhirnya pada sahabat di dunia maya.

Bahkan menurut penuturan kakak angkat almarhumah yang memiliki akun Facebook Laras Laras, pada bulan Juli lalu, almarhumah minta dibelikan baju gamis setelan dengan hijab sebagai hadiah untuknya. Ketika baju itu sudah dipesan secara online dan siap diambil, Saptanti sudah meninggal dunia. Perempuan yang beranak satu itu pun tidak sempat memakai baju yang telah dibelikan oleh kakak angkatanya tersebut.
Ia tidak tahu, baju itu akan diapakan. Disimpan kah sebagai kenang-kenangan, atau dikirimkan pada keluarga almarhumah yang berada di tanah air. Ungkap Laras yang juga berprofesi sebagai BMI di Hong Kong.

Selamat jalan Saptanti, semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya, serta keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan.

Taipei, 11 September 2015

--------------------------------------------------


BMI SUPER

Eko Mega Bintang, Seorang BMI Yang Kini Menjadi Entrepreneur
TiMedia | Etty Diallova (KPK+)

Haiii … Sobat TiMers sosok ‘BMI Hebat’ kita kali ini adalah Eko Mega Bintang. Beliau seorang BMI yang kini sukses menjadi pengusaha (Entrepreneur) dan memiliki sebuah Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Lelaki yang berasal dari daerah Jember-Jawa Timur ini, bahkan telah memiliki empat apartemen. Yuk … ikuti obrolan TiMedia bersama Eko Mega Bintang.

Q: Halloo, Mas Eko. Kapan dan bagaimana ceritanya bisa bekerja di Taiwan?
A: Saya datang ke Taiwan pada tahun 2008, bekerja di daerah Taichung hanya empat bulan. Saya tidak betah karena mengalami penyiksaan, dan memutuskan pulang ke Indonesia. Kemudian, pada tahun 2009, saya datang lagi ke Taiwan dengan penggunakan visa pertukaran pelajar karena mendapat bea siswa, serta berkuliah di Mhin Shin University Hsincu Country. Bekerja sebagai penerjemah agensi.

Q: Kegiatan apa saja yang dilakukan selama di Taiwan?
A: Selain belajar dan bekerja, saya juga aktif dalam berbagai organisasi Buruh Migran Indonesia (BMI), seperti; Organisasi IPIT Taipei, Organisasi FOKWIT Chungli, pengajian on air. Serta aktif dalam kegiatan amal BMI Peduli.

Q: Sebelum bekerja ke Taiwan, katanya pernah kerja di Hong Kong juga ya?
A: Benar. Jadi sebelum berangkat ke Taiwan, saya terlebih dulu bekerja di Hong Kong (2003--2007), sebagai BMI, sembari meneruskan D III, pada Zhung Zheng University, Kowloon City Hong Kong, Jurusan Education Global Communication, (2004--2006)

Q: Prestasi apa saja yang pernah diraih, selama bekerja di Taiwan?
A: Juara favorit Lomba penyanyi Depnaker Hsincu (2012). Juara 2 Asian Idol Lomba penyanyi Depnaker Taipei. Penghargaan dari Western Union (2012), sering mengisi nyanyi dan MC pada acara yang diadakan para BMI di Taiwan. Serta beberapa kali mengikuti panggung hiburan yang diselenggarakan oleh Index.

Q: Kiat sukses apa yang diterapkan, sehingga menjadi seperti sekarang ini?
A: Sebenarnya tidak ada kiat khusus ya! Hehehe … karena saya juga berasal dari nol. Tapi saya tidak mudah menyerah, tetap optimis menjalani kehidupan. Jadikan kegagalan sebagai cambuk untuk meraih kesuksesan. Di Taiwan kita memang menjadi TKI, tapi ketika pulang harus menjadi tuan di negara sendiri.

Q: Kegiatan apa saja yang sekarang sedang ditekuni?
A: Selain memiliki usaha butik di Jember, sekarang saya mulai merintis Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yaitu; PT Sukma Karya Sejati, di daerah Tanggerang. Perusahaan ini sudah saya kelola sejak enam bulan lalu, dengan tujuan khusus negara Taiwan.

Q: Wah … hebatnya! Masih muda sudah sukses. Lalu mengapa Anda tertarik dengan usaha menyalukan tenaga kerja Indonesia?
A: Karena saya pernah menjadi BMI. Saya pernah merasakan perihnya sebuah penyiksaan, sakitnya diacuhkan oleh agency, direndahkan serta dipandang sebelah mata oleh majikan. Untuk itu saya ingin membantu rekan BMI yang mengalami kesulitan, menyalurkan dan melindungi hak-hak pekerja. Jika ada masalah, sewaktu-sewaktu saya bisa meluncur ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Q: Bagaimana kesan Anda terhadap Taiwan, dan para BMI yang ada di sini?
A: Taiwan negara yang indah, ramah, dan bersih. Serta menghormati para BMI, ini terbukti dari diberikan kesempatan para BMI untuk mengadakan tabligh akbar, serta mendirikan organisasi-organisasi yang menampung para Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Untuk sobat BMI sendiri saya lihat mereka aktif dan kreaktif, tidak hanya bekerja dan mencari uang, namun juga menimba ilmu dan pengalaman dari Bumi Formosa.

Q: Apa pesannya kepada seluruh BMI yang bekerja di luar negeri?
A: Pesan saya; bekerja dengan baik , dan selalu menjaga kesehatan. Menjaga kehormatan diri sendiri, keluarga dan bangsa, karena BMI datang ke negara tujuan dengan membawa nama negara. Saling menolong sesama rekan BMI, rukun, serta menjalin silaturahmi. Gunakanlah waktu libur dengan kegiatan positiv yang kelak bisa diterapkan setelah pulang ke tanah air.

Q: Sekarangkan sudah sukses, keberatan tidak kalau masih disebut BMI?
A: Tidak! Karena BMi itu mulia lho …! Mereka pahlawan devisa, yang rela meninggalkan kampung halaman dan tanah air, untuk berjihad meraih masa depan. Untuk itu jadilah BMI yang smart.

Q: Apa kesan Anda terhadap majalah TiMedia?
A: Majalah TiMedia bagus, keren. Sebagai wacana dan sumber informasi yang tepat untuk mengetahui apa yang terjadi terhadap BMI, di seputar Taiwan dan penjuru dunia lainnya. Juga sarana hiburan bagi rekan BMI yang tidak bisa keluar dan tidak memiliki waktu libur.

Terima kasih Mas Eko, sudah mau berbagi cerita tentang lika-liku hidup sampai meraih kesuksesan. Semoga bisa menambah motivasi untuk sobat TiMers, agar terus berkarya dan menjadi lebih baik. Jika sobat TiMers ingin bertanya seputar dunia usaha dan lainnya menghubungi beliau. Melalui Facebook; Eko Mega Bintang. Line I'D; 09891899215 atau Skype; Eko.megabintang. Tetap semangat sobat TiMers. Jiao you! (TPE/24/09/15)



Kamis, 10 September 2015

Kapal Yang Membawa Imigran Gelap Tenggelam

Kapal yang Membawa Imigran Gelap Tenggelam, 15 orang Meninggal
Oleh: Etty Nurhalymah (KPK+)

Kamis (03/09) kapal yang membawa para imigran gelap dari Malaysia terbalik dan karam di pelabuhan Hutan Melintang. Kecelakaan yang terjadi itu, menewaskan sedikitnya 15 orang. Di duga penumpang kapal keseluruhan adalah Warga Negara Indonesia (WNI). Kecelakaan terjadi pada pukul 03.00 waktu setempat. Kapal berlayar dari pelabuhan Sabak Bernam, Negara bagian Selangor, Malaysia menuju Tanjung Bala Asahan, pulau Sumatera.

Kapal yang berukuran panjang 5 meter, dan lebar 3 meter itu, pertama kali dilaporkan oleh nelayan setempat kepada Agensi Penguat Kuasa Maritim (APMM) pada Kamis (03/09) pukul 10.30 waktu setempat. Dugaan sementara, kecelakaan terjadi karena kapal terlalu banyak muatan. Kapal yang hanya berkapasitas 70 orang itu, harus dimuati oleh 100 orang lebih. Yang mengakibatkan kapal kehilangan keseimbangan kemudian oleng dan tenggelam.

 Usaha pengevakuasian korban yang dilakukan oleh tim Search and Rescue (SAR), juga dibantu nelayan setempat, telah menemukan 15 orang meninggal, yang 13 orang diantaranya adalah wanita. Sedangkan 20 orang dalam keadaan hidup, serta yang lainnya belum diketemukan.
Untuk korban yang masih hidup segera dibawa ke kantor polisi Hutan Melintang, sedangkan para korban yang telah meninggal dibawa ke Rumah Sakit Teluk Intan untuk disemayamkan.

Menurut Laksamana angkatan laut Malaysia, Muhammad Aliyas Hamdan, berdasarkan deskripsi kapal yang tenggelam, diperkirakan seluruh penumpangnya adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal.
“Kalau mereka legal, mereka tidak akan meninggalkan negara ini seperti itu,“ jelasnya.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), terus memantau dan berkoordinasi dengan pihak yang berwenang di Malaysia.

Wakil duta besar Indonesia di Malaysia, Harmono mengungkapkan, kapal motor itu sudah berjalan dua jam, sebelum terjadi kecelakaan. Pencarian sempat terhenti, karena cuaca hujan lebat yang melanda lokasi pencarian. Namun delapan kapal pencarian tetap bersiaga di Pelabuhan Hutan Melintang. Yang terdiri dari 7 kapal, 1 helikopter.
Kecelakaan kapal imigran gelap ini merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi dalam beberapa pekan terakhir di wilayah Asia Tenggara. Setelah beberapa bulan yang lalu, ribuan pengungsi ilegal dari Myanmar dan Bangladesh masuk ke wilayah Indonesia dan Malaysia untuk meninggalkan negara asalnya masing-masing.

Taiwan, 05 September 2015

------------------------



Kamis, 03 September 2015

Danau Indah Way Jepara

Keindahan dan Mistis DANAU INDAH di Way Jepara
Karya: Etty Diallova Pratama


Pemandangan indah terhampar, mengapit sebuah danau berair tenang berwarna kuning kehijauan. Pohon-pohon nan teduh dan rindang membuat suasana tampak asri dan udara terasa segar, tanpa hiruk-pikuk kesibukan aktivitas dan polusi asap dari kendaraan.
Adalah tempat yang cocok untuk mengajak keluarga dan orang yang kita sayangi mengunjungi daerah tersebut.
Danau Indah, begitulah orang-orang menyebutnya. Karena terletak di perbatasan Desa Danau Indah dan Desa Sumur Bandung, yang berkecamatan di Kota Way Jepara.
Jarak tempuh sekitar 45 menit dari pusat Pasar Way Jepara.
Jantung pergerakan ekonomi, yang penduduknya didominasi sebagai pedagang.
Dengan menyusuri Jl Binter Raya, dan melewati beberapa desa, maka akan membawa kita sampai ke Danau Indah.
Untuk mencapai ke tempat itu tidaklah sulit, karena jalanan yang kita lalui sudah batu halus, hanya dibagian tertentu yang rusak akibat dilalui oleh truk membawa angkutan berat.
Di hari minggu, tempat ini akan dipenuhi para pengunjung, banyak sepasang muda-mudi yang duduk santai dan saling bercerita.
 Atau tampak segerombolan organisasi pelajar atau mahasiswa yang asyik berdiskusi dan mengadakan acara alam lainnya.
Namun di tempat ini jangan pernah melakukan hal yang tidak senonoh ya? Karena akan berakibat fatal.

Konon Danau Indah adalah tempat bertapa buaya putih buntung. Buaya itu berasal dari pantai selatan atau yang sering dikenal dengan wilayah kekuasan Nyai Roro Kidul.
Pada bulan Suro, dipercayai sang buaya akan mencari tumbal untuk sesaji pertapaannya.
Dahulu ada seorang anak Pramuka yang mencari jejak hilang tanpa meninggalkan jejak. Ia pamit kepada kakak ketua untuk buang air kecil namun tiada kembali lagi.
Setelah ditanyakan kepada orang pintar, menurut penjelasannya bocah tersebut masuk ke danau karena merasa ingin menolong seseorang yang hendak tenggelam.
Yang tak lain adalah tipu daya sang Danyang (penguasa) danau tersebut.

Untuk melewati pintu gerbang wilayah Danau Indah juga, para pengendara kendaraan harus uluk salam (memberi salam) seperti membunyikan klakson atau bel kendaraan sebagai tanda permisi hendak memasuki wilayah tersebut.
Pernah suatu hari Pakde Paimin, beliau merasakan sepeda ontel yang ia kendarai terasa berat untuk dikayuh. Seperti ada seseorang yang memboncengi sepedanya, padahal setelah menengok ke arah belakang, tidak seorang pun terlihat apalagi meminta bonceng beliau.
Lantaran beliau lupa membunyikan bel sepeda saat hendak melintas mencari rumput untuk ternaknya di rumah.

Meski kekuatan mistis telah merebak dan dipercayai turun-temurun, namun tetap saja ada pengunjung yang hendak bertingkah kurang ajar di tempat tersebut.
Pernah sepasang kekasih yang melakukan perbuatan mesum, harus berujung pada kematian tragis yang memalukan.
Karena saat mereka melakukan hubungan intim suami istri, kedua kemaluan mereka tidak bisa dipisahkan. Jadi penis yang telah masuk ke dalam vagina itu seperti telah berakar tidak bisa dipisahkan. Karena tidak kuat menanggung sakit dan rasa malu, keduanya meninggal di tempat kejadian.

Bahkan para penduduk sekitar juga memperkuat penjelasan tidak ada seorang pun yang berani memancing ikan di danau tersebut.
Pak Ngatijan adalah seseorang yang gemar memancing ikan. Karena merasa memiliki ilmu atau kekuatan batin yang tinggi, beliau tidak mengindahkan peringatan sang istri untuk tidak mancing di danau tersebut.
Namun Pak Ngatijan secara diam-diam tetap melaksakan kegemarannya itu, wal hasil jasadnya ditemukan mengapung di bendungan kecil perbatasan danau untuk pengairan sawah.
Kasak-kusuk dari cerita penduduk, Pak Ngatijan terjun ke danau lantaran melihat seekor ikan besar yang hendak ditangkapnya.

Danau Indah Way Jepara juga sering digunakan untuk pertemuan organisasi atau perkumpulan saat merayakan hari jadi atau perayaan tertentu.
 Lagi-lagi dengan aturan harus menjaga tatakrama selama berada di wilayah tersebut.
Tidak boleh buang air kecil sembarangan.
Karena menurut cerita ada seorang pemuda yang buang air kecil di bawah pohon rindang yang berlubang kecil, di saat si pemuda sedang membuang hajatnya, tiba-tiba muncul seekor ular dari lubang tersebut dan mematuk penis sang pemuda.
 Akhirnya nyawanya tidak dapat diselamatkan akibat dari upas ular yang telah menjalar ke seluruh tubuh.

Setelah puas menikmati keindahan pemandangan alam terbuka dan beristirhat di villa yang tersedia di kawasan danau, kita masih bisa terus berjalan menyusuri jalan aspal berbatu menuju tempat kramat lainnya.
Jika kita berbelok ke arah kiri, kita akan menuju kesebuah patung “Ceret”. Karena sebuah patung yang bentuknya menyerupai tempat air minum dingin yang sering dibawa petani ke sawah.
Konon patung ini mengandung kekuatan mistis dan cerita-cerita bersejarah lainnya.

Jika mengarahkan diri ke belokan kanan, terus menyusuri jalan setapak akan melihat sebuah patung ular yang sedang melilit. Dipercayai penduduk sekitar daerah bahwa di bawah patung tersebut terdapat keris pusaka ampuh sang Dayang penguasa Danau Indah tersebut.

Terlepas dari semua mistis dan keindahan yang terkandung di Danau Indah, yang jelas tetap mengajarkan kita untuk tetap menjaga tatakrama di manapun kita berada.

Danau Indah diakui sebagai salah satu aset kekayaan di daerah Way Jepara, kabupaten Lampung Timur. Daerah yang terkenal dengan penghasil kerupuk udangnya tersebut.
Maka jika singgah atau berkunjung ke Lampung Timur, silahkan berrekreasi dan menikmati keindahan pemandangan Danau Indah di kota Way Jepara.


Taiwan, 15 Juli 2015

                                                                            ~~@@~~

Rabu, 26 Agustus 2015

Mengenang Seratus Harimu Bang Fa’i

Judul: PERTAMA DAN TERAKHIR
Karya: Etty Diallova Pratama - Taipei


“Mimpikah aku, Sayang. Karena kini kau telah pergi tuk selamanya,” sembari kuciumi foto yang terpampang di Buku Yassin.

Aku mengenalnya di dunia maya, sebuah aplikasi berlambang huruf F, dan berwarna biru--Facebook--kami saling bertegur sapa.
Berawal dari sebuah Komunitas Pantun, dia--Rifai Sigam--adalah seorang pencinta seni dan penggiat budaya baik di dunia maya maupun dunia nyata.
Sedangkan aku, adalah seorang TKI di Taiwan yang bertugas menjaga seorang nenek yang sudah lumpuh.
Sekatan dan aturan pekerjaan tidak memperbolehkanku bebas keluar dan bertemu teman. Hanya melalui Sosmed aku bercengkrama dengan para sahabat.
Berawal dari postingan status, beradu komentar, melalui seorang sahabatnya yang kebetulan adalah teman baikku, ia mendapatkan nomor kontakku.

“Assalamuallaikum …!” sapanya pada chat Whats’ap.

“Wallaikumussalam …!” jawabku.

Gayung pun bersambut, entah siapa yang memulai hubungan antara kami semakin dekat. Komunikasi lewat video call pun terjadi. Tak jarang dia mengirimiku foto keluarganya seperti; ibu dan Ayahnya untuk menyakinkanku bahwa hubungan kami tidaklah sebatas aplikasi seluler, namun berharap bisa berlanjut ke dunia nyata.

“Sayang jangan lupa maem ya! Jaga kesehatanmu di sana.” itulah kalimat yang selalu ia lontarkan dipenghujung percakapan kami di telpone.

“Iya. Pasti, Abang! Selamat beraktivitasnya!” timpalku kemudian.

Dia selalu memberiku semangat, menjalani hari-hari di Bumi Formosa, seolah bentangan samudera yang luas dapat kami lewati dengan aplikasi gratisan handpone pintar.
Kala itu sepuluh bulan menjelang kefinishan kontrak pertamaku.
“Cinta dunia maya adalah semu“ banyak orang beranggapan demikian, namun kami ingin membuktikan bahwa “Cinta suci“ itu ada, meski perjumpaan hanya melalui suara dan gambar di layar kaca.

“Abang yakin, keluarga abang akan menerima aku? Yang statusnya hanya seorang TKI?” pertanyaan kulontarkan di balik speaker TAB seksi berwarna putih kesayanganku.

“Insya Allah pasti mereka welcome, Sayang. Abang sudah cerita semuanya tentang hubungan kita,“ terdengar suara teduhnya di ujung sana, yang membuat hatiku damai.

“Terima kasih ya, Abang! Sudah menerimaku apa adanya, ingat…! Aku anak orang gak mampu, sehingga harus berjihad ke sini.“

“Iya, Sayang. Abang juga anak orang gak mampu kog, kita sama. Jadi tidak ada yang perlu disungkankan.”

*****************************

Hari-hari kita lalui bersama, bercengkrama dalam derai tawa. Seolah kami saling berdekatan, tiada jarak yang memisahkan.
 Sejak pagi mulai membuka mata, hingga malam menjelang tidur kami selalu berkiriman pesan. Ada saja hal-hal kecil yang kami obrolkan. Beginilah cinta ceritanya tiada berakhir.
Sampai suatu hati tidak kudapati pesan darinya, aplikasi What's ap, BBM dan Facebooknya juga nggak aktif.



“Apa yang terjadi dengannya?“ gumamku dalam hati.

Kucoba menekan digit angka yang telah hafal di luar kepala, yaitu nomor telponnya namun tetap tidak ada yang menjawab. Hatiku terasa gundah gulana, kemanakah kiranya Arjuna yang kupuja, mengapa diam tiada berita. Kucoba bertanya kepada teman-teman kami sesama Komunitas Pantun, namun dari mereka pun tidak ad yang tahu kabar si Abang.

“AssalamuAllaikum, maaf saya ibunya Fa‘i, ia searang ada di rumah sakit.“
Degh … terasa jantungku berhenti berdetak, membaca pesan yang tertera di layar si Putih kesayanganku. Dengan cepat kutekan tombol hijau untuk menghubungi nomor yang baru saja mengirim pesan tersebut.
Menurut punuturan sang ibu, abang jatuh di kamar mandi sehingga menyebabkan mengecilnya urat saraf pada bagian kepala. Saat ini sedang berada di ruang ICU karena belum sadarkan diri.

“Ya Allah … berikanlah kesembuhan kepadanya, orang yang hamba sayangi. Tolong jaga dan selalu beri kesehatan,“ untaian doaku setiap sujud untuk menghadap Sang Khalik.

***********************

Waktu pun terus berputar, melindas apapun yang berada di lingkarannya. Semakin mendekati masa cutiku ke tanah air. Rasa yang bercampur aduk, dilema mulai melanda dalam benakku. Di sisi lain aku bahagia akan bertemu keluarga. Namun di satu sisi keadaan kekasihku belum juga membaik. Meski kini telah sadar dan melakukan rawat jalan.

Semenjak masa sakitnya, abang banyak berubah. Emosinya sering meledak-ledak tanpa penyebab yang jelas. Lagi-lagi atas nama cinta aku tetap sabar menghadapinya, memaklumi keadannya yang baru keluar dari rumah sakit.


29 November 2014


Pesawat China AirLand yang kutumpangi mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta. Welcome in Indonesia, negeri yang telah tiga tahun aku tinggalkan.
Setelah mengambil bagasi, kumelangkah menuju Gate Two, terpampang tulisan ‘Diallova’ pada sebuah karton putih.

Yah … mereka adalah keluarga abang yang datang menjemputku. Betapa terkejut hati ini kala kulihat seorang lelaki bertubuh tinggi besar duduk di dalam Mobil Daihatsu Kuda.
Dialah Abangku, orang yang setahun lebih menemani hari-hariku di Formosa.

“Apa kabar, Bang?” sembari kuulurkan tanganku untuk bersalaman.

“Ba … baik,” suara itu terbata-bata.

Tess … Buliran bening ini membasahi kedua mutiara beningku, rasanya tidak tega aku melihat keadaannya. Wajahnya pucat, matanya cekung, dan tidak bisa berjalan sendiri. Harus dibantu agar tidak terjatuh. Makanya saat menjemputku beliau harus ditemani oleh sang adik, karena tidak diperkenankan untuk menyetir mobil sendiri.

Mobil yang kami tumpangi melaju dengan cepat di atas jalan raya mulus menuju daerah Jiung, Kemayoran. Jakarta-Pusat. Sepanjang perjalanan tangan kami berpegangan seolah tak mau lepas. Sesekali mata kami saling melirik dan beradu pandang.
Meski dalam keadaan lemah, aku dapat merasakan kehangatan kasih sayang abang yang begitu besar. Cinta yang kami bina kini benar-benar terbawa ke dunia nyata.
Rumah yang besar dan mewah di kawasan Kemayoran, perpagar besi tinggi dilengkapi dengan CCTV membuktikan bahwa keluarga abang adalah orang yang berbobot.

“Terima kasih ya, Nak Nova. Tolong bantu semangati Fai agar terus melawan penyakitnya,” ucap sang ibu seraya mengelus pundakku.

“Iya, Bu. Insya Allah akan semangati abang agar cepat sembuh.”

Selama empat hari di rumah abang, perasaanku seperti teraduk-aduk, antara cinta dan rasa iba berbaur menjadi satu. Dengan sabar dan kasih kutemani abang sehari-hari, makan bersama, bercanda. Terlihat jelas kebahagiaan di balik wajah pucatnya. Bahkan aku juga menemani abang ke dokter untuk terapi masa pemulihannya.

“Sayang, mimpikah Abang, kita bisa berkumpul dan bersama sekarang?”


“Tidak, Abang. Kita tidak sedang bermimpi. Ini nyata, kita bersama dan bahagia,” sembari kukerlingkan mataku, tanda menggoda.

“Iya, Sayang. Nanti kalau abang sembuh, abang akan pergi ke Lampung untuk melamarmu. Kita akan menikah dan hidup bersama.”

“Iya, Abang. Yang penting abang sembuh dulu ya? Baru kita fikirkan rencana pernikahan.”

Air mata yang telah beberapa hari ini kubendung, akhirnya jebol juga dan membasahi kedua belah pipiku, namun dengan cekatan aku mengusapnya karena takut Abang akan semakin sedih.

Namun di balik semuanya, hatiku meronta. Apa yang harus kulakukan? Orang tuaku pasti tidak akan merestui hubungan kami, karena kondisi abang yang sakit parah.

“Mungkinkah Aku akan menikah dengan abang? Sedangkan keadaannya begini …!” pertanyaan itu terus menggema dalam hatiku.

Namun lagi-lagi rasa cinta kami begitu besar, tak tega aku meninggalkannya pada masa seperti ini. Karena baginya semangat dan dukunganku adalah motivasi terbesarnya untuk sembuh dan bisa melamarku ke Lampung.

*******************************

“Aku pulang ya, Bang. Cepat sembuh ya! Ingat harus tetap semangat…!!” seraya kudaratkan ciuman mesra di pipinya.

“Ha … hati ya, Sayang. Jaga dirimu di perjalanan. Kalau sudah sampai rumah kabari abang,” dengan memeluk erat tubuhku seolah tak ingin lepas.

Kulihat buliran bening jatuh di kedua belah telaga yang sayu itu, aku tahu benar betapa abang masih ingin aku di sisinya. Namun aku harus terbang ke Lampung menemui keluarga dan orang tua yang kusayangi.

Sebelum aku cek in pesawat, kucium punggung tangan bapak dan ibu IBrahim. Beliau berdua turut serta mengantarkanku ke bandara. Karena kondisi abang yang tidak mungkin mengantarkanku seorang diri.

Hari berganti minggu, lalu merambah di akhir bulan. Yang kutunggu-tunggu untuk datang melamar tak kunjung tiba, keadaannya bukan semakin berangsur membaik, justru sebaliknya.
Kini abang tidak bisa diajak komunikasi lagi, aku hanya berhubungan dengan bapak, ibu dan mba Nana, adik kandung abang. Sementara waktu dua bulan cutiku telah habis dan mewajibkab untuk kembali ke Negeri Formosa untuk melaksanakan kewajibanku kembali.

Tepat tiga bulan untuk kontrakku yang kedua, abang pergi menghadap Allah SWT.
Menurut penuturan keluarganya, abang mengidap penyakit Meningitis. Atau lebih terkenal dengan radang selaput otak.
Penyakit mematikan yang juga menyerang Almarhum komedian terkenal di Indonesia yaitu Olga Syahputra.

Sungguh pukulan telak menghantam diriku. Ingin sekali memeluk tubuhnya meski yang terakhir kali dan menghanarkannya ke tempat peristirahatan yang terakhir, namun itu tidak mungkin. Karena aku baru saya mengambil masa cutiku.

Teruntuk Yang Kusayangi

Selamat jalan sayang
Cintamu tetap terjeda rapi di sanubari
Kesetiaanku akan terjaga
Kuiringi kepergianmu dengan kidung doa
Kutaburi nisanmu dengan bunga cinta
Pahatan kesetian mengukir namamu di batu nisan
Harum cintamu bagai kasturi
Di setiap sudut rindu di hati


Sampai kutulis cerita ini, saat di mana menjelang seratus hari Almarhum, yang setiap rekaman indah kebersaan kami tetap rapi di dalam ingatanku. Almarhum pun sering menyambangiku meski melalui mimpi. Pertemuanku dengannya adalah pertemuan yang pertama dan terakhir.
Semoga damai engkau di surga sayang, di sini aku masih menyayangimu.


Taiwan, 05 Agustus 2015


                                                                          ~~@@~~










Minggu, 23 Agustus 2015

Berharganya Selembar KTA

Ketika Selembar KTAku Sangat Berharga
Oleh: Etty Diallova

Setelah seharian mengikuti kegiatan di gedung Ikatan Pekerja Indonesia Taiwan (IPIT), aku bersamaku, Deinara melangkah menuju Alun-alun Taipe.
Aula. Yah … di sanalah tempat berkumpul para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk berkumpul dan bertemu dangan para sahabatnya. Baik itu sahabat dari kampung, ataupun yang bertemu di sosmed lalu janjian untuk ketemuan. Seperti aku dan sahabatku Deinara, kami bertemu di Facebook lalu sama-sama bergabung pada sebuah Komunitas Penulis Kreatif Taiwan (KPKers Taiwan).

Deinara dengan handphone pintarnya sibuk berselfie ria, jeprat sana-sini. Sedangkan aku, ditemani segelas City Coffee, kubuka si Seksi putih Samsung yang baru saja kukeluarkan dari sarangnya. Kumainkan jari-jari di atas tuts keyboard untuk menulis beberapa suku kata yang bermain dalam otakku.

“Minum jamu, Mba!” suara seserang menyapaku.

“Owh … Terima kasih, Mas. Saya punya segelas kopi,” sahutku seraya menoleh kebelakang, siapakah gerangan seseorang yang menyapaku itu.

Seorang cowok, berkulit sawo matang, berambut cepak, menyungging senyumnya kepadaku.
Sudah biasa, bila sesama Buruh Migran Indonesia (BMI) bila bertemu saling bertegur sapa tanda persaudaraan.

“Kog hari Minggu ini tumben sedikit ya, yang libur?” imbuhnya kemudian.

“Iya ni, mungkin karena bencana Topan Soudelor kemarin, jadi sedikit yang libur. Anginnya kan kencang, sampai merenggut teman sesama BMI,” jawabku dengan panjang lebar.

“Iyaa, Mba. Itu yang meninggal adalah sahabatku.“

Muncul imajinasiku untuk mewawancarainya, bertanya siapakah sosong Agung Wibowo dengan tujuan untuk membuat profil almarhum untuk dimuat di sebuah majalah di Taiwan.

“Hemm … boleh kita berbincang-bincang sedikit tentang almarhum, Mas?!”

Namun pemuda di hadapanku tak bergeming, pandangan matanya berbicara seolah beliau ragu apakah aku orang baik atau bukan. Kulihat teman di sampingnya pun memberikan isyarat, agar beliau tidak terlalu banyak membuka percakapan tentang almarhum.

“Tenang, Mas. Aku bukan orang jahat! Ini kartu tanda anggotaku!” seraya kusodorkan Kartu Tanda Anggota (KTA) dari komunitas kepanulisanku.
Untunglah KTA itu selalu berada dalam tas laptopku, jadi setiap aku libur untuk belajar, aku selalu membawanya ikut serta.
Pemuda itu terdiam, memandangi foto dan identitas yang tertera di KTA tersebut.

Seraya tersenyum ia berucap “Baik, Mba. Aku bersedia diwawancarai.”

Dengan cekatan aku mengambil pena dan buku catatan kecil, yang berada dalam tas hitamku, satu persatu mulai kutanyakan prihal almarhum Agung Wibowo, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang menjadi korban amukan Topan Soudelor.

----------------

Liburan yang menyenangkan kala itu, selain belajar, bertemu teman sesama anggota komunitas, serta sempat praktik langsung untuk mewawancarai seorang nara sumber.


Taipei, 09-08-205

----------

Alhamdulilah liputan itu akan terbit di majalah Taiwan berbahasa Indonesia.






Memori Kunjungan Sang Motivator Abah Adrie Noor ke Taiwan

Kunjungan Sang Motivator Abah Adrie Noor ke Taiwan
Karya: Etty Diallova Pratama (KPKers Taiwan)


Sabtu, 18 Juli 2015 sang motivator dunia literasi Abah Adrie Noor bertolak menuju Bumi Formosa. Dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kuala Lumpur, Malaysia.
Singgah selama 3 jam lalu meneruskan perjalanan menuju Bandara Touyoun, Taiwan.
Perjalanan yang cukup melelahkan, namun untuk menemui sobat penulis yang mayoritas adalah BMI, Abah Andrie mengatakan kelelahan itu terasa hilang.


Pesawat mendarat pukul 22.25 waktu Taiwan, seorang anggota KPKers Taiwan bernama Exo, menjemput abah di Bandara.Ia bertugas mengantar Abah ke hotel sekaligus merangkap sebagai tour guide.
Exo mengantar abah menuju hotel untuk beristirahat, karena keesokan harinya Abah Adrie akan mengisi acara Kopdar ketiga Komunitas Penulis Kreaktif Taiwan (KPKers Taiwan).


Bertempat di Daan park, Taipei berlangsung acara kepenulisan yang dihadiri oleh para penulis muda berbakat. Para peserta begitu antusias mendengarkan berbagai tips yang Abah berikan untuk menjadi seorang good writer dan membuat sebuah karya yang diminati pembaca.


Para peserta juga tidak segan-segan melontarkan pertanyaan yang sekiranya belum mereka fahami. Acara berlangsung dengan terbit dan meriah. Kesan mendalam disampaikan oleh trainer sekaligus penulis buku best seller ini, beliau merasa sangat tersanjung mendapat sambutan yang hangat dan penuh kekeluargaan. Pengorbanan yang patut diacungi jempol. Karena semua terplaning dan terkoordinir dengan baik.


Para BMI yang tergabung di KPKers Taiwan, memiliki semangat yang luar biasa dan kecintaan yang mendalam di dunia literasi. Mereka sangat antusias menggali ilmu guna mengembangkan talenta dan mengharumkan nama bangsa.


Meskipun masih pemula dan berprofesi sebagai BMI, mereka memiliki skill, ability, dan knowledge di dunia kepenulisan. Semua dapat dilihat dari semangat, ucapan dan karya mereka yang tidak kalah dari para penulis di Indonesia. Di sela kesibukan mereka masih mampu mengukir prestasi. Pada kesempatan itu pula Abah memberikan cindera mata berupa buku bacaan yang nomor pesertanya tercantum dalam undian doorprise.


Acara selesai pukul 16.00 waktu setempat, Abah Adrie ditemani beberapa anggota KPKers mengunjungi Chiang Kai Sek Memorial Hall. Salah satu tempat yang mempunyai cerita bersejarah.
Setelah melihat-lihat sejenak rombongan meneruskan perjalanan menuju Taipei Main Station daerah bawah tanah untuk berburu souvenir dari Negeri Tirai Bambu tersebut.


Meskipun harus basah kuyup tampak keceriaan di wajah mereka. Sungguh sebuah moment yang sangat indah dan tak kan terlupakan.
Pertemuan yang sangat singkat, karena malam hari Abah harus bertolak kembali ke tanah air.
Namun meninggalkan kesan dan mendalam bersama balutan kekeluargaan.


Ditanyai bagaimana kesannya terhadap Bumi Formosa, Abah Adrie menjawab “Formosa adalah negeri yang cantik. Ditata dengan apik sehingga sangat menarik bagi siapa pun yang mengunjunginya. Rapi, bersih, disiplin, perpaduan moderinisasi tanpa meninggalkan etnichal identity di setiap lekukan bangunan yang berdiri kokoh.” sungguh mengesankan.




Sebelum meninggalkan Bumi Formosa Abah Adrie pun berpesan kepada seluruh BMI agar memanfaatkan waktu sebaik-baikknya, mengisi liburan dengan kegiatan yang positif untuk menambah ilmu pengetahuan dan dapat diterapkan setelah kembali ke tanah air.
Bekerja secara profesional yang mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri. Karena sobat BMI juga telah memiliki mindset dan visioner untuk terus maju dan berkembang.
Kelak, jadilah tuan di atas bumi sendiri, dunia tidak akan berubah, selama kita sendiri tidak mau merubah, Be transfom, be positive, and be success.


Taipei, 26 Juli 2015








Sabtu, 22 Agustus 2015

Mari Bersyukur Atas segala Nikmat

INDAHNYA BERSYUKUR
Karya: Etty Diallova Pratama (KPKers Taiwan)


Bersyukur adalah hal sederhana tetapi dapat memberikan sesuatu yang indah di dalam hidup kita. Dari hal-hal kecil yang kita nikmati seperti: bersyukur masih dapat menghirup udara segar, dan membuka mata di pagi hari.
Karena semua itu adalah berkah dan anugerah yang diberikan Allah SWT dan tiada ternilai harganya.
Terkadang manusia lupa atau mungkin tidak merasa, sehingga hal-hal indah yang kita nikmati seolah hanya biasa saja dan tidak patut untuk disyukuri.

Seperti saat kita mendapatkan rezeki, hendaklah kita berbagi dengan fakir miskin dan anak terlantar, karena sesungguhnya sepertiga bagian dari harta kita adalah hak bagi mereka yang tidak mampu.
Dengan bersyukur maka sifat kikir dan tamak akan menjauh, melalui berbagi apa yang kita dapatkan menjadi berkah dan membawa sebuah ketentraman saat menikmati hasil jerih payah kita, maka disaat itulah kita mengalami kemenangan.

Kita ambil contoh kisah seorang nenek penjual tempe.
Beliau membuat tempe untuk dijual, dan hasilnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Suatu hari tempe-tempenya ada tidak jadi, alias gagal produk.
Di dalam hatinya si Nenek sangat sedih, karena esok hari tidak tahu apakah tempe-tempe itu akan laku dijual.
Namun, semua itu tidak membuat beliau berputus asa.
Nenek itu tetap membawa daganganya ke pasar, dengan niat bismillah semoga tempe-tempenya laris manis dipasarkan.
Sehingga bisa membeli beras dan lauk pauk untuk makan ia dan cucu semata wayangnya yang masih SD.
Dari pagi sampai menjelang siang, tak seorang pun mau membeli dagangannya, dengan alasan kurang enak untuk digoreng.
Dengan terus berdoa wanita tua tetap sabar menunggui daganganya tersebut.
Sampai datanglah seorang wanita muda berpenampilan cantik, ia ingin membeli tempe dibawa ke luar kota, sebagai oleh-oleh untuk ibu mertuanya, karena jika harus membuat sendiri ia tidak bisa dan tidak sempat.

Betapa bahagia hati si Nenek karena dagangannya diborong semua oleh wanita tersebut.
Dengan penuh rasa syukur nenek tua pun segera membeli belanjaan untuk dimasak. Karena sang cucu telah menunggunya dengan penuh harap.

Sahabat yang budiman, dari sepenggal kisah di atas dapat memberi kita contoh, seberapa pun nikmat yang kita rasakan hendaklah untuk selalu bersyukur.
Dengan bersyukur dapat membuat hati merasa tenang, sehingga apapun yang kita lakukan akan membawa berkah dan kemenangan.
Marilah menjadi insan yang selalu bersyukur baik itu melalui perkataan ataupun perbuatan atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT.


Taiwan, 23 Juni 2015

                                                    ~~~@@~~~










KAYAKAH INDONESIAKU



INDONESIA KAYA NAMUN RAKYAT MASIH SENGSARA
Oleh: Etty Diallova (KPKers Taiwan)

Indonesia tekenal dengan sebutan Nusantara (Pulau Antara). Karena memiliki pulau terbanyak di dunia, yang berjumlah 17.508 pulau. Salah satu adalah pulau Samosir. Yang terletak di tengah Danau Toba. Pulau Samosir adalah pulau terunik di dunia, yang memiliki banyak keistimewaan.
 Indonesia juga terkenal negara muslim terbesar di dunia, dan memiliki aneka ragam kebudayaan dan bahasa daerah.contohnya bahasa Jawa dan Sunda. Bahkan terkenal dengan kalimatnya “Aku banggga rek dadi wong Indonesia, soale boso Jowoku terkenal! Boso soko Makku …!“ (1)

Namun Indonesia juga memiliki sisi buruk yang sangat merugikan, di antaranya: Indonesia terkenal dengan kejahatan korupsi yang merajalela, perdagangan manusia (Human trafficking), serta terkenalnya sungai Citarum sebagai sungai terkotor di dunia, serta pemeratan ekonomi yang masih rendah.
Indonesiaku kaya, namun rakyat masih sengsara.


Taiwan, 21 Agustus 2015


(1) “Aku bangga jadi orang Indonesia, karena bahasa Jawaku terkenal! Bahasa dari ibukku …!”

Minggu, 09 Agustus 2015

Lembayung senja

                                       Ganasnya Topan Soudelor Melanda Taiwan
                                     Karya: Etty Diallova Pratama-Taipei


Agustus,7--8, 2015 bumi Taiwan dikuasai oleh Soudelor. Angin topan yang tiga puluh tahun lalu pernah memporak-porandakan Bumi Formosa ini, kini hadir kembali.
Topan Soudelor setara dengan Badai Katrina yang pernah melanda Amerika Serikat ini menguasai Taiwan sejak Jum at, 07 Agustus. Dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
Pada pukul 17.00 Soudelor mulai mendekati Taiwan.
Pada pukul 20.00 Soudelor mulai menguasai Taiwan.
Pada pukul 23.00 Soudelor mulai berjalan menyapu Taiwan.
Pada pukul 02--05 Soudelor menguasai Taiwan dengan keberiangasannya yang luar biasa.

Angin yang kencang ini menguasai daerah Hualien, Yilan, Kaohsiong dan jantung Negeri Taiwan, yaitu kota Taipei. Suodelor mengamuk menyapu perumahan-perumahan kecil di bibir pantai, pohon-pohon rindang, papan-papan reklame serta memadamkan aliran listrik dan saluran televisi.
Bahkan berita duka menimpa WNI yang berada di sini. Seorang TKA bernama Agung Wibowo (25 th) yang berprofesi sebagai ABK (Anak Buah Kapal) pagi ini Sabtu, 08 Agustus ditemukan tertimpa tiang besi penyangga papan reklame di daerah Su Ao, Yilan. Diduga karena lapar kemarin madanekat keluar menggunakan sepeda, menantang arus angin. Sedangkan perkiraan Biro Meoteurologi selamam, pada pukul 23.00 Soudelor berkekuatan 39,5 meter per jam dengan curah hujan 1158 mm, atau pada saat Soudelor tengah beraksi pada puncaknya.

TKA ditemukan petugas pemadam kebakaran yang tengah menyisir timbunan puing-puing di jalan. Jenazah sempat dibawa ke RS. Veteran Su Ao-Yilan, namun dokter memberi keterangan telah meninggal. Sementara di sakunya tidak menemukan kartu tanda pengenal, hanya ditemukan sebuah handphone yang tidak aktif.

Topan Soudelor diprediksi menguasai Taiwan selama dua hari, 7--8 Agustus 2015, setelah itu akan merambah ke Negeri Beton (Hongkong). Pemerintah Taiwan menghimbau kepada masyarakat untuk tetap siaga dan tidak ke luar rumah. Sementara sebanyak 2000 orang penduduk yang tinggal di bibir pantai telah diungsikan menuju daerah-daerah yang tidak terlalu rawan oleh jangkauan Soudelor. Pemerintah juga mengumumkan libur total untuk para pelajar dan pekerja. Ini bertujuan agar tidak terlalu banyak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk saat ini belum bisa dipastika berapa kerugian materi yang diderita oleh penduduk Taiwan, karena sampai berita ini ditulis, Soudelor terus mengamuk menampakkan taringnya di Negeri Formosa. Yang jelas Topan Soudelor telah menenggelamkan tanaman milik petani, rumah-rumah penduduk, belum lagi mobil-mobil mewah yang tertimpa pohon-pohon, serta merenggut nyawa Putra Pertiwi.
Untuk sementara terdapat laporan 4 orang meninggal, 27 orang luka-luka, serta 1 orang hilang belum tertemukan.
Mari sejenak menundukan kepala, pray for Taiwan, semoga keagungan Allah SWT tetap melindungi kita semua.


Taiwan, 08 Agustus 2015

                                                 ~~@@~~      
               














           

Lembayung senja

Senja merah menghias and




















                                               
                  Ganasnya Topan Soudelor Melanda Taiwan
                                     Karya: Etty Diallova Pratama-Taipei


Agustus,7--8, 2015 bumi Taiwan dikuasai oleh Soudelor. Angin topan yang tiga puluh tahun lalu pernah memporak-porandakan Bumi Formosa ini, kini hadir kembali.
Topan Soudelor setara dengan Badai Katrina yang pernah melanda Amerika Serikat ini menguasai Taiwan sejak Jum at, 07 Agustus. Dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
Pada pukul 17.00 Soudelor mulai mendekati Taiwan.
Pada pukul 20.00 Soudelor mulai menguasai Taiwan.
Pada pukul 23.00 Soudelor mulai berjalan menyapu Taiwan.
Pada pukul 02--05 Soudelor menguasai Taiwan dengan keberiangasannya yang luar biasa.

Angin yang kencang ini menguasai daerah Hualien, Yilan, Kaohsiong dan jantung Negeri Taiwan, yaitu kota Taipei. Suodelor mengamuk menyapu perumahan-perumahan kecil di bibir pantai, pohon-pohon rindang, papan-papan reklame serta memadamkan aliran listrik dan saluran televisi.
Bahkan berita duka menimpa WNI yang berada di sini. Seorang TKA bernama Agung Wibowo (25 th) yang berprofesi sebagai ABK (Anak Buah Kapal) pagi ini Sabtu, 08 Agustus ditemukan tertimpa tiang besi penyangga papan reklame di daerah Su Ao, Yilan. Diduga karena lapar kemarin madanekat keluar menggunakan sepeda, menantang arus angin. Sedangkan perkiraan Biro Meoteurologi selamam, pada pukul 23.00 Soudelor berkekuatan 39,5 meter per jam dengan curah hujan 1158 mm, atau pada saat Soudelor tengah beraksi pada puncaknya.

TKA ditemukan petugas pemadam kebakaran yang tengah menyisir timbunan puing-puing di jalan. Jenazah sempat dibawa ke RS. Veteran Su Ao-Yilan, namun dokter memberi keterangan telah meninggal. Sementara di sakunya tidak menemukan kartu tanda pengenal, hanya ditemukan sebuah handphone yang tidak aktif.

Topan Soudelor diprediksi menguasai Taiwan selama dua hari, 7--8 Agustus 2015, setelah itu akan merambah ke Negeri Beton (Hongkong). Pemerintah Taiwan menghimbau kepada masyarakat untuk tetap siaga dan tidak ke luar rumah. Sementara sebanyak 2000 orang penduduk yang tinggal di bibir pantai telah diungsikan menuju daerah-daerah yang tidak terlalu rawan oleh jangkauan Soudelor. Pemerintah juga mengumumkan libur total untuk para pelajar dan pekerja. Ini bertujuan agar tidak terlalu banyak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk saat ini belum bisa dipastika berapa kerugian materi yang diderita oleh penduduk Taiwan, karena sampai berita ini ditulis, Soudelor terus mengamuk menampakkan taringnya di Negeri Formosa. Yang jelas Topan Soudelor telah menenggelamkan tanaman milik petani, rumah-rumah penduduk, belum lagi mobil-mobil mewah yang tertimpa pohon-pohon, serta merenggut nyawa Putra Pertiwi.
Untuk sementara terdapat laporan 4 orang meninggal, 27 orang luka-luka, serta 1 orang hilang belum tertemukan.
Mari sejenak menundukan kepala, pray for Taiwan, semoga keagungan Allah SWT tetap melindungi kita semua.


Taiwan, 08 Agustus 2015

                                                 ~~@@~~