Minggu, 27 September 2015

Insiden Berdarah

Martono Korban Tawuran Akibat Minuman Keras (MIRAS)
Karya: Etty Diallova (KPKers Taiwan)


Lagi-lagi insiden berdarah terjadi sesama Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan. Pamit kepada keluarga hendak merantau mencari uang, namun terkadang setelah mendapat uang malah lupa diri. Minggu (06/09/15) di daerah Kaohsiong, bertempat di Toko Aneka Kaohsiong terjadi baku hantam antar sesama TKI dalam kondisi mabuk, yang mengakibatkan satu orang korban terluka parah dan kritis.

Martono, TKI yang berasal dari Tulung Agung, Jawa Timur, harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka yang cukup serius. Pemuda yang baru saja 5 bulan menjejakan kakinya di Bumi Formosa ini, menjadi korban baku hantam sesama pengunjung karaoke di Toko Indonesia. Martono yang beralamatkan kerja di pabrik kota Pingtung, namun selalu menghabiskan waktu liburannya di Kaohsiong, karena kota tersebut suasananya lebih ramai.

Bermula dari Martono dan kawan-kawan, mengisi liburan dengan menenggak minuman keras. Setelah itu mereka sama-sama masuk ke area karaoke di Toko Aneka Kaohsiong, posisi dalam keadaan mabuk, rupanya gerakan joged Martono tak terkendali.
Lalu menyenggol salah seorang pengunjung lainnya yang kebetulan dalam keadaan mabuk juga. Karena merasa tidak suka posisi jogednya ada yang menggeser, serta tersenggol orang lain, maka pengunjung itu pun marah dan emosi, lalu terjadilah perang mulut antara mereka.
Merasa sudah tidak nyaman dengan suasana joged, Martono pun keluar dari ruangan. Namun pihak kedua masih tidak terima dengan kelakuan Martono, kemudian mengajak teman-temannya yang juga dalam keadaan mabuk untuk mengejar dan Menghajar pemuda yang berasal dari Tulung Agung tersebut. Karena jumlah yang tidak seimbang, ditambah lagi nalar yang tidak terkendali karena mabuk, akhirnya Martono tumbang. Karena ada salah seorang yang memukul kepalanya dengan botol minuman keras. Pemuda itu pun tersungkur dengan kepala bersimbah darah.

Aparat kepolisian segera datang ke lokasi kejadian. Korban segera dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan yang hebat. Otak besarnya keluar, akibat hantaman botol miras. Hasil wawancara penulis dengan seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di tempat kejadian saat itu mengatakan, peristiwa itu murni terjadi karena bersenggolan saat berjoged. Sampai berita ini diturunkan korban masih dalam perawatan di rumah sakit.

Sahabat BMI semuanya, mari ingat kembali apa tujuan kita datang ke Bumi Formosa ini! Semata-mata untuk menuju masa depan yang jauh lebih baik bukan?
Gunakanlah waktu sebaik mungkin untuk melakukan hal-hal yang positif. Agar kelak setelah pulang ke tanah air, apa yang didapat di Taiwan bisa diterapkan, serta bisa menjadi tuan di bumi sendiri.
 Janganlah melakukan sesuatu yang mengancam keselamatan diri sendiri dan berdampak buruk terhadap keluarga yang berada di tanah air.
Kepada Martono, semoga segera diberikan kesehatan serta dapat melakukan aktivitas seperti semula. kejadian ini bisa menjadi pelajaran untuk seluruh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di Taiwan.

Taipei, 11 September 2015

----------------------------------------_

Sabtu, 26 September 2015

Tabligh Akbar di Taipei Main Station

Tabligh Akbar Ustaz Yusuf Mansyur
: Peresmian Forum Pahlawan Devisa Yayasan Hidayatul Jannah (FPDYHJ)
TiMedia | Etty Diallova

 Taipe Main Station, Minggu (20/09/15), menggelar tabligh akbar dengan penceramah ustaz Hj Yusuf Mansyur. Acara yang diselenggaran oleh Forum Pahlawan Devisa Yayasan Hidayatul Jannah (FPDYHJ) mengusung tema; menyulam iman, merajut tali silaturahmi dengan menggapai cinta Ilahi.

Cuaca cerah mendukung pelaksanaan acara, animo para BMI sangat antusias. Ribuan TKI berbondong-bondong datang dari berbagai penjuru daerah di Taiwan, untuk mendengarkan tauziah sang ustaz yang sering tampil di saluran televisi Indonesia tersebut. Ketika TiMedia berada di antara mereka pun, dapat melihat beberapa panji persatuan umat Islam dari Tainan, Taichung dan Kaohsiung. Sangat kental terlihat ‘Ukhuwah Islamiyah’ yang terjalin antara sesama TKI di Formosa.

Acara dimulai pukul 10.00--16.00 waktu Taiwan. Di isi dengan penampilan memukau kelompok rebana, dintaranya; Rebana IPIT, Rebana At-Taqwa, Rebana Fosmit Taichung. Tepat pukul 12.00 acara diistirihatkan, untuk menjalankan salat dzuhur berjamaah. Acara ramai dan meriah, nampak tenda-tenda bazar mengelili mimbar pengajian. Bazar itu milik beberapa organisasi buruh dan persautan BMI di Taiwan, tak terkecuali bazar yang bertuliskan Universitas Terbuka Taiwan (UT Taiwan). Di tenda-tenda kecil tersebut menyediakan alat dan perlengkapan beribadah, busana umat muslim, pernak pernik berbau Islam, serta makanan ala selera nusantara.

Hadir juga ketua Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan (KDEI) Bapak Arief Fadillah. Beliau memberikan sambutan dan berpesan kepada seluruh BMI; agar bekerja dengan baik, serta selalu menjaga kesehatan. Suasana semarak memasuki acara inti. Saat sang ustaz naik ke mimbar untuk memberikan santapan rohani. Ulama kondang yang baru saja menjalankan operasi keduanya akibat gangguan bagian leher ini, nampak antusias menyapa para jamaah. Ustadz Yusuf Mansyur hadir bersama sang istri. Beliau mengisahkan bagaimana masa-masa sulit dahulu. Namun berkat perjuangan yang gigih serta sikap optimis, perlahan dan pasti nasib kehidupannya berubah. Suasana hening dan khidmat kala sang ustaz mengajak jamaah membaca surat Al-Rahman, dan memanjatkan doa kepada Allah Subhana Wata’ala. Nampak para jamaah meneteskan airmata, karena terbawa suasana.

Pada moment bersejarah ini, seorang muallaf berhijrah menjadi muslimah. Pembacaan dua kalimat syahadat dibimbing langsung oleh ustaz Yusuf Mansyur, diaminkan oleh ribuan jamaah yang hadir. Sang ustadz juga menghadiahkan sebuah kitab suci Al quran, dan buku bertandatangan beliau. Semoga bisa menjadi bimbingan mendalami ajaran Islam. Shalawat dikumandangkan bersama, diiringi dengan memutar selendang untuk penarikan sedekah. “Hendaklah bersedekah. Karena pahala sedekah akan tetap mengalir meski kita di dalam kubur,“ ucap sang ustadz.

Pengajian mengambil intisari bagaimana kita wajib mengadu, meminta dan berserah diri hanya kepada Allah Subhana Wata‘la, gigih berusaha, serta jangan mudah berputus asa. Acara ditutup dengan pembacaan doa, sesi foto serta bersalaman. Nampak wajah-wajah sumringah terlihat jelas dari para jamaah yang mulai meninggalkan tenda pengajian. Bahkan ketika diwawancari TiMedia, Dwi (22) mengatakan; jauh-jauh dari Tainan untuk mengunjungi pengajian, karena serasa lebih bersemangat untuk menjalani hari-hari di negeri orang, serta bisa bersilaturahmi dengan sesama rekan BMI, sehingga mengobati rasa rindu kepada keluarga.

Taipei, 20 September 2015

Foto:1
Ustaz Yusuf Mansyur memberikan tauziah.



Foto:2
Para jamaah antusias mendengarkan tauziah.

Kamis, 24 September 2015

Pemakaman BMI Hong Kong, Saptanti

Pemakaman Jenazah Saptanti BMI Hong Kong Yang Meninggal Akibat Kecelakaan
Karya: Etty Diallova (KPK+)

Bertempat di rumah duka, Desa Kalikudi, Rt 02/RW 02 Kec. Adipala, Cilacap- Jawa Tengah. Jenazah almarhumah Saptanti binti Tugiyo Yasakarsa bersiap-siap untuk dimakamkan. Suasana duka nampak kental terlihat. Para tetangga, sanak family dan handai taulan datang untuk menghantarkan jenazah pahlawan devisa itu menuju tempat peristirahatan yang terakhir. Hadir juga di tengah-tengah mereka, camat Kalikudi Drs. Bayu Prahara, Msi. Danramil 08, Kapolsek Adipala, Kepala desa Kalikudi, beserta seluruh jajaran perangkat desa.

Saptanti meninggal dunia pada Selasa (25/08/15) di Rumah Sakit Tuen Muen, Hong Kong. Almarhumah meninggal akibat insiden kecelakaan yang menimpanya pada Minggu (23/08/15). Saat itu almarhumah sedang mengendarai sepeda hendak libur. Namun nasib nahas menimpanya, ketika hendak menyeberangi jalan, sebuah mini bus menghantam sepeda yang ia kendarai dari arah berlawanan. Korban menderita luka serius dan dalam keadaan kritis.
Menurut sahabatnya, yang berhasil dihubungi melalui via inbok mengatakan, Saptanti semasa hidupnya adalah wanita yang periang, humoris dan suka menolong. Pemilik akun Facebook bernama Tanti Shofianti ini, meninggalkan seorang putri yang bernama Rafika Shofianti (6) atau yang sering disapa Ofi.

Almarhumah sempat dibawa ke rumah sakit, dan menjalani operasi untuk beberapa jam lamanya. Namun takdir berkata lain, wanita beranak satu itu pun menghembuskan nafas yang terakhir pada pukul 06.30 waktu setempat. Kepergian almarhumah yang secara tiba-tiba meninggal kesan mendalam di hati para sahabat sesama Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Hong.

Saptanti tercatat masuk ke Hong Kong atas jasa PT Sumber Dharma Bhakti, disalurkan oleh Sunlight Employement Agency. Berdasarkan dokument ketenagakerjaan HKID, almarhumah bekerja di Negeri Beton sejak 6 September 2010 (kurang lebih selama 5 tahun).
Perempuan berkelahiran Cilacap, 14 Desember 1984 ini, meninggal saat sedang mengemban tugasnya sebagai pahlawan devisa negara. Menurut pengakuan yang penulis dapatkan dari teman-teman almarhumah di jejaring Facebook, sebelum kejadian nahas itu, almarhumah beberapa hari yang lalu berpamitan untuk off line sementara. Ia mengatakan jenuh dengan berita di sosial media. Namun, ternyata itu merupakan pamitan terakhirnya pada sahabat di dunia maya.

Bahkan menurut penuturan kakak angkat almarhumah yang memiliki akun Facebook Laras Laras, pada bulan Juli lalu, almarhumah minta dibelikan baju gamis setelan dengan hijab sebagai hadiah untuknya. Ketika baju itu sudah dipesan secara online dan siap diambil, Saptanti sudah meninggal dunia. Perempuan yang beranak satu itu pun tidak sempat memakai baju yang telah dibelikan oleh kakak angkatanya tersebut.
Ia tidak tahu, baju itu akan diapakan. Disimpan kah sebagai kenang-kenangan, atau dikirimkan pada keluarga almarhumah yang berada di tanah air. Ungkap Laras yang juga berprofesi sebagai BMI di Hong Kong.

Selamat jalan Saptanti, semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya, serta keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan.

Taipei, 11 September 2015

--------------------------------------------------


BMI SUPER

Eko Mega Bintang, Seorang BMI Yang Kini Menjadi Entrepreneur
TiMedia | Etty Diallova (KPK+)

Haiii … Sobat TiMers sosok ‘BMI Hebat’ kita kali ini adalah Eko Mega Bintang. Beliau seorang BMI yang kini sukses menjadi pengusaha (Entrepreneur) dan memiliki sebuah Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Lelaki yang berasal dari daerah Jember-Jawa Timur ini, bahkan telah memiliki empat apartemen. Yuk … ikuti obrolan TiMedia bersama Eko Mega Bintang.

Q: Halloo, Mas Eko. Kapan dan bagaimana ceritanya bisa bekerja di Taiwan?
A: Saya datang ke Taiwan pada tahun 2008, bekerja di daerah Taichung hanya empat bulan. Saya tidak betah karena mengalami penyiksaan, dan memutuskan pulang ke Indonesia. Kemudian, pada tahun 2009, saya datang lagi ke Taiwan dengan penggunakan visa pertukaran pelajar karena mendapat bea siswa, serta berkuliah di Mhin Shin University Hsincu Country. Bekerja sebagai penerjemah agensi.

Q: Kegiatan apa saja yang dilakukan selama di Taiwan?
A: Selain belajar dan bekerja, saya juga aktif dalam berbagai organisasi Buruh Migran Indonesia (BMI), seperti; Organisasi IPIT Taipei, Organisasi FOKWIT Chungli, pengajian on air. Serta aktif dalam kegiatan amal BMI Peduli.

Q: Sebelum bekerja ke Taiwan, katanya pernah kerja di Hong Kong juga ya?
A: Benar. Jadi sebelum berangkat ke Taiwan, saya terlebih dulu bekerja di Hong Kong (2003--2007), sebagai BMI, sembari meneruskan D III, pada Zhung Zheng University, Kowloon City Hong Kong, Jurusan Education Global Communication, (2004--2006)

Q: Prestasi apa saja yang pernah diraih, selama bekerja di Taiwan?
A: Juara favorit Lomba penyanyi Depnaker Hsincu (2012). Juara 2 Asian Idol Lomba penyanyi Depnaker Taipei. Penghargaan dari Western Union (2012), sering mengisi nyanyi dan MC pada acara yang diadakan para BMI di Taiwan. Serta beberapa kali mengikuti panggung hiburan yang diselenggarakan oleh Index.

Q: Kiat sukses apa yang diterapkan, sehingga menjadi seperti sekarang ini?
A: Sebenarnya tidak ada kiat khusus ya! Hehehe … karena saya juga berasal dari nol. Tapi saya tidak mudah menyerah, tetap optimis menjalani kehidupan. Jadikan kegagalan sebagai cambuk untuk meraih kesuksesan. Di Taiwan kita memang menjadi TKI, tapi ketika pulang harus menjadi tuan di negara sendiri.

Q: Kegiatan apa saja yang sekarang sedang ditekuni?
A: Selain memiliki usaha butik di Jember, sekarang saya mulai merintis Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yaitu; PT Sukma Karya Sejati, di daerah Tanggerang. Perusahaan ini sudah saya kelola sejak enam bulan lalu, dengan tujuan khusus negara Taiwan.

Q: Wah … hebatnya! Masih muda sudah sukses. Lalu mengapa Anda tertarik dengan usaha menyalukan tenaga kerja Indonesia?
A: Karena saya pernah menjadi BMI. Saya pernah merasakan perihnya sebuah penyiksaan, sakitnya diacuhkan oleh agency, direndahkan serta dipandang sebelah mata oleh majikan. Untuk itu saya ingin membantu rekan BMI yang mengalami kesulitan, menyalurkan dan melindungi hak-hak pekerja. Jika ada masalah, sewaktu-sewaktu saya bisa meluncur ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Q: Bagaimana kesan Anda terhadap Taiwan, dan para BMI yang ada di sini?
A: Taiwan negara yang indah, ramah, dan bersih. Serta menghormati para BMI, ini terbukti dari diberikan kesempatan para BMI untuk mengadakan tabligh akbar, serta mendirikan organisasi-organisasi yang menampung para Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Untuk sobat BMI sendiri saya lihat mereka aktif dan kreaktif, tidak hanya bekerja dan mencari uang, namun juga menimba ilmu dan pengalaman dari Bumi Formosa.

Q: Apa pesannya kepada seluruh BMI yang bekerja di luar negeri?
A: Pesan saya; bekerja dengan baik , dan selalu menjaga kesehatan. Menjaga kehormatan diri sendiri, keluarga dan bangsa, karena BMI datang ke negara tujuan dengan membawa nama negara. Saling menolong sesama rekan BMI, rukun, serta menjalin silaturahmi. Gunakanlah waktu libur dengan kegiatan positiv yang kelak bisa diterapkan setelah pulang ke tanah air.

Q: Sekarangkan sudah sukses, keberatan tidak kalau masih disebut BMI?
A: Tidak! Karena BMi itu mulia lho …! Mereka pahlawan devisa, yang rela meninggalkan kampung halaman dan tanah air, untuk berjihad meraih masa depan. Untuk itu jadilah BMI yang smart.

Q: Apa kesan Anda terhadap majalah TiMedia?
A: Majalah TiMedia bagus, keren. Sebagai wacana dan sumber informasi yang tepat untuk mengetahui apa yang terjadi terhadap BMI, di seputar Taiwan dan penjuru dunia lainnya. Juga sarana hiburan bagi rekan BMI yang tidak bisa keluar dan tidak memiliki waktu libur.

Terima kasih Mas Eko, sudah mau berbagi cerita tentang lika-liku hidup sampai meraih kesuksesan. Semoga bisa menambah motivasi untuk sobat TiMers, agar terus berkarya dan menjadi lebih baik. Jika sobat TiMers ingin bertanya seputar dunia usaha dan lainnya menghubungi beliau. Melalui Facebook; Eko Mega Bintang. Line I'D; 09891899215 atau Skype; Eko.megabintang. Tetap semangat sobat TiMers. Jiao you! (TPE/24/09/15)



Kamis, 10 September 2015

Kapal Yang Membawa Imigran Gelap Tenggelam

Kapal yang Membawa Imigran Gelap Tenggelam, 15 orang Meninggal
Oleh: Etty Nurhalymah (KPK+)

Kamis (03/09) kapal yang membawa para imigran gelap dari Malaysia terbalik dan karam di pelabuhan Hutan Melintang. Kecelakaan yang terjadi itu, menewaskan sedikitnya 15 orang. Di duga penumpang kapal keseluruhan adalah Warga Negara Indonesia (WNI). Kecelakaan terjadi pada pukul 03.00 waktu setempat. Kapal berlayar dari pelabuhan Sabak Bernam, Negara bagian Selangor, Malaysia menuju Tanjung Bala Asahan, pulau Sumatera.

Kapal yang berukuran panjang 5 meter, dan lebar 3 meter itu, pertama kali dilaporkan oleh nelayan setempat kepada Agensi Penguat Kuasa Maritim (APMM) pada Kamis (03/09) pukul 10.30 waktu setempat. Dugaan sementara, kecelakaan terjadi karena kapal terlalu banyak muatan. Kapal yang hanya berkapasitas 70 orang itu, harus dimuati oleh 100 orang lebih. Yang mengakibatkan kapal kehilangan keseimbangan kemudian oleng dan tenggelam.

 Usaha pengevakuasian korban yang dilakukan oleh tim Search and Rescue (SAR), juga dibantu nelayan setempat, telah menemukan 15 orang meninggal, yang 13 orang diantaranya adalah wanita. Sedangkan 20 orang dalam keadaan hidup, serta yang lainnya belum diketemukan.
Untuk korban yang masih hidup segera dibawa ke kantor polisi Hutan Melintang, sedangkan para korban yang telah meninggal dibawa ke Rumah Sakit Teluk Intan untuk disemayamkan.

Menurut Laksamana angkatan laut Malaysia, Muhammad Aliyas Hamdan, berdasarkan deskripsi kapal yang tenggelam, diperkirakan seluruh penumpangnya adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal.
“Kalau mereka legal, mereka tidak akan meninggalkan negara ini seperti itu,“ jelasnya.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), terus memantau dan berkoordinasi dengan pihak yang berwenang di Malaysia.

Wakil duta besar Indonesia di Malaysia, Harmono mengungkapkan, kapal motor itu sudah berjalan dua jam, sebelum terjadi kecelakaan. Pencarian sempat terhenti, karena cuaca hujan lebat yang melanda lokasi pencarian. Namun delapan kapal pencarian tetap bersiaga di Pelabuhan Hutan Melintang. Yang terdiri dari 7 kapal, 1 helikopter.
Kecelakaan kapal imigran gelap ini merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi dalam beberapa pekan terakhir di wilayah Asia Tenggara. Setelah beberapa bulan yang lalu, ribuan pengungsi ilegal dari Myanmar dan Bangladesh masuk ke wilayah Indonesia dan Malaysia untuk meninggalkan negara asalnya masing-masing.

Taiwan, 05 September 2015

------------------------



Kamis, 03 September 2015

Danau Indah Way Jepara

Keindahan dan Mistis DANAU INDAH di Way Jepara
Karya: Etty Diallova Pratama


Pemandangan indah terhampar, mengapit sebuah danau berair tenang berwarna kuning kehijauan. Pohon-pohon nan teduh dan rindang membuat suasana tampak asri dan udara terasa segar, tanpa hiruk-pikuk kesibukan aktivitas dan polusi asap dari kendaraan.
Adalah tempat yang cocok untuk mengajak keluarga dan orang yang kita sayangi mengunjungi daerah tersebut.
Danau Indah, begitulah orang-orang menyebutnya. Karena terletak di perbatasan Desa Danau Indah dan Desa Sumur Bandung, yang berkecamatan di Kota Way Jepara.
Jarak tempuh sekitar 45 menit dari pusat Pasar Way Jepara.
Jantung pergerakan ekonomi, yang penduduknya didominasi sebagai pedagang.
Dengan menyusuri Jl Binter Raya, dan melewati beberapa desa, maka akan membawa kita sampai ke Danau Indah.
Untuk mencapai ke tempat itu tidaklah sulit, karena jalanan yang kita lalui sudah batu halus, hanya dibagian tertentu yang rusak akibat dilalui oleh truk membawa angkutan berat.
Di hari minggu, tempat ini akan dipenuhi para pengunjung, banyak sepasang muda-mudi yang duduk santai dan saling bercerita.
 Atau tampak segerombolan organisasi pelajar atau mahasiswa yang asyik berdiskusi dan mengadakan acara alam lainnya.
Namun di tempat ini jangan pernah melakukan hal yang tidak senonoh ya? Karena akan berakibat fatal.

Konon Danau Indah adalah tempat bertapa buaya putih buntung. Buaya itu berasal dari pantai selatan atau yang sering dikenal dengan wilayah kekuasan Nyai Roro Kidul.
Pada bulan Suro, dipercayai sang buaya akan mencari tumbal untuk sesaji pertapaannya.
Dahulu ada seorang anak Pramuka yang mencari jejak hilang tanpa meninggalkan jejak. Ia pamit kepada kakak ketua untuk buang air kecil namun tiada kembali lagi.
Setelah ditanyakan kepada orang pintar, menurut penjelasannya bocah tersebut masuk ke danau karena merasa ingin menolong seseorang yang hendak tenggelam.
Yang tak lain adalah tipu daya sang Danyang (penguasa) danau tersebut.

Untuk melewati pintu gerbang wilayah Danau Indah juga, para pengendara kendaraan harus uluk salam (memberi salam) seperti membunyikan klakson atau bel kendaraan sebagai tanda permisi hendak memasuki wilayah tersebut.
Pernah suatu hari Pakde Paimin, beliau merasakan sepeda ontel yang ia kendarai terasa berat untuk dikayuh. Seperti ada seseorang yang memboncengi sepedanya, padahal setelah menengok ke arah belakang, tidak seorang pun terlihat apalagi meminta bonceng beliau.
Lantaran beliau lupa membunyikan bel sepeda saat hendak melintas mencari rumput untuk ternaknya di rumah.

Meski kekuatan mistis telah merebak dan dipercayai turun-temurun, namun tetap saja ada pengunjung yang hendak bertingkah kurang ajar di tempat tersebut.
Pernah sepasang kekasih yang melakukan perbuatan mesum, harus berujung pada kematian tragis yang memalukan.
Karena saat mereka melakukan hubungan intim suami istri, kedua kemaluan mereka tidak bisa dipisahkan. Jadi penis yang telah masuk ke dalam vagina itu seperti telah berakar tidak bisa dipisahkan. Karena tidak kuat menanggung sakit dan rasa malu, keduanya meninggal di tempat kejadian.

Bahkan para penduduk sekitar juga memperkuat penjelasan tidak ada seorang pun yang berani memancing ikan di danau tersebut.
Pak Ngatijan adalah seseorang yang gemar memancing ikan. Karena merasa memiliki ilmu atau kekuatan batin yang tinggi, beliau tidak mengindahkan peringatan sang istri untuk tidak mancing di danau tersebut.
Namun Pak Ngatijan secara diam-diam tetap melaksakan kegemarannya itu, wal hasil jasadnya ditemukan mengapung di bendungan kecil perbatasan danau untuk pengairan sawah.
Kasak-kusuk dari cerita penduduk, Pak Ngatijan terjun ke danau lantaran melihat seekor ikan besar yang hendak ditangkapnya.

Danau Indah Way Jepara juga sering digunakan untuk pertemuan organisasi atau perkumpulan saat merayakan hari jadi atau perayaan tertentu.
 Lagi-lagi dengan aturan harus menjaga tatakrama selama berada di wilayah tersebut.
Tidak boleh buang air kecil sembarangan.
Karena menurut cerita ada seorang pemuda yang buang air kecil di bawah pohon rindang yang berlubang kecil, di saat si pemuda sedang membuang hajatnya, tiba-tiba muncul seekor ular dari lubang tersebut dan mematuk penis sang pemuda.
 Akhirnya nyawanya tidak dapat diselamatkan akibat dari upas ular yang telah menjalar ke seluruh tubuh.

Setelah puas menikmati keindahan pemandangan alam terbuka dan beristirhat di villa yang tersedia di kawasan danau, kita masih bisa terus berjalan menyusuri jalan aspal berbatu menuju tempat kramat lainnya.
Jika kita berbelok ke arah kiri, kita akan menuju kesebuah patung “Ceret”. Karena sebuah patung yang bentuknya menyerupai tempat air minum dingin yang sering dibawa petani ke sawah.
Konon patung ini mengandung kekuatan mistis dan cerita-cerita bersejarah lainnya.

Jika mengarahkan diri ke belokan kanan, terus menyusuri jalan setapak akan melihat sebuah patung ular yang sedang melilit. Dipercayai penduduk sekitar daerah bahwa di bawah patung tersebut terdapat keris pusaka ampuh sang Dayang penguasa Danau Indah tersebut.

Terlepas dari semua mistis dan keindahan yang terkandung di Danau Indah, yang jelas tetap mengajarkan kita untuk tetap menjaga tatakrama di manapun kita berada.

Danau Indah diakui sebagai salah satu aset kekayaan di daerah Way Jepara, kabupaten Lampung Timur. Daerah yang terkenal dengan penghasil kerupuk udangnya tersebut.
Maka jika singgah atau berkunjung ke Lampung Timur, silahkan berrekreasi dan menikmati keindahan pemandangan Danau Indah di kota Way Jepara.


Taiwan, 15 Juli 2015

                                                                            ~~@@~~